Amerika Serikat Rencanakan Penguasaan Gaza, Kanada, dan Greenland

Amerika Serikat Rencanakan Penguasaan Gaza, Kanada, dan Greenland

INFORMASI.COM, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengejutkan publik dengan rencana untuk mengambil alih Gaza, Greenland, Kanada, dan Terusan Panama.

Dikutip dari Washington Post, Rabu (12/2/2025), pernyataan ini disampaikan saat konferensi pers di Gedung Putih bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Netanyahu bahkan memuji Trump atas "pemikirannya yang di luar kebiasaan."

Trump Sebut Warga Palestina Tak Berhak Kembali ke Gaza

Namun, rencana Trump soal Gaza menimbulkan banyak pertanyaan. Dia ingin mengubah Gaza menjadi "Riviera di Timur Tengah" setelah wilayah tersebut hancur akibat perang. Namun, yang menjadi sorotan utama adalah nasib dua juta warga Palestina di Gaza. Trump menegaskan bahwa mereka sebaiknya meninggalkan wilayah tersebut, dan tampaknya dia percaya banyak yang tidak akan atau tidak seharusnya kembali.

Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mengambil "kepemilikan jangka panjang" atas Gaza. Sebelumnya, negara-negara Arab menolak permintaan AS agar Mesir dan Yordania menampung warga Palestina yang mengungsi dari Gaza. Kini, mereka menghadapi rencana Trump yang dianggap bisa menjadi bentuk pembersihan etnis.

Selain Gaza, Trump juga ingin memperluas wilayah AS ke bagian lain dunia. Dia menyebut bahwa Kanada akan lebih baik jika menjadi negara bagian ke-51 Amerika Serikat. Dia juga mengancam untuk merebut kembali Terusan Panama karena khawatir akan pengaruh Tiongkok di kawasan tersebut. Tak hanya itu, Trump percaya bahwa Greenland, wilayah otonom Denmark, seharusnya menjadi bagian dari AS demi kepentingan strategis di Kutub Utara.

Namun, rencana Trump soal Gaza adalah yang paling kontroversial. Pembangunan kembali Gaza diprediksi bakal membutuhkan puluhan miliar dolar dan bertahun-tahun pengerjaan. Hampir seluruh infrastruktur sipil di Gaza telah hancur akibat serangan Israel. PBB memperkirakan sekitar 50 juta ton puing harus dibersihkan sebelum pembangunan bisa dimulai.

Trump berpendapat bahwa Gaza tidak layak dihuni dan warga Palestina seharusnya mencari tempat lain untuk tinggal. "Saya tidak berpikir orang-orang harus kembali ke Gaza. Mereka telah hidup dalam penderitaan. Gaza bukan tempat yang layak untuk dihuni," kata Trump.

Reaksi Keras Dunia soal Trump Ingin AS Ambil Alih Gaza

Sementara itu, Israel menyambut baik ide ini karena dapat membantu menghilangkan ancaman dari kelompok Hamas dan mengukuhkan dominasi Israel di kawasan tersebut. Namun, tak sedikit negara yang menolak rencana ini dan menilainya sebagai bentuk perampasan hak rakyat Palestina.

Arab Saudi menegaskan tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel tanpa ada negara Palestina yang merdeka. Sementara itu, Iran mengecam rencana Trump sebagai "pembersihan etnis" dan "penghapusan colonial".

Trump tampaknya ingin mengubah kebijakan luar negeri AS secara drastis, dengan pendekatan yang jauh berbeda dari presiden-presiden sebelumnya. Namun, apakah rencana ini akan mendapat dukungan global atau justru semakin memperburuk ketegangan dunia, masih menjadi tanda tanya besar.

(Penulis: Kiki Annisa)

DATA
UPDATES