Dividen Interim BRI Cair, Rp6,8 Triliun Masuk Kas Negara
KORPORAT.COM, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) telah membayar dividen interim sebesar Rp12,7 triliun. Nilai itu setara Rp84 per lembar.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan dari jumlah tersebut Rp6,8 triliun disalurkan kepada pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas. Sementara Rp5,9 triliun disebar kepada pemegang saham publik.
“Keberhasilan yang telah diraih tidak hanya mencerminkan ketahanan kita dalam merespons berbagai tantangan, tetapi juga menegaskan tekad kita untuk terus berkembang dan memberikan yang terbaik bagi negara dan masyarakat Indonesia,” ujar dia melalui keterangan tertulis, Kamis (18/1/2024).
Ditarget KUR Rp165 Triliun, BRI Andalkan Jaringan UMiSinarso menjelaskan, perseroan memiliki potensi untuk membagikan dividen payout ratio lebih tinggi dari kondisi normal. Hal tersebut telah dicapai ketika BRI membayarkan 85% dari net profit tahun 2021 dan 2022 kepada shareholders sebagai dividen.
“Perseroan memastikan pembagian dividen interim ini tidak mengganggu permodalan BRI, dan disisi lain semua kebutuhan investasi, seperti investasi untuk IT, telah terpenuhi serta cadangan untuk meng-cover berbagai risiko telah disediakan dengan memadai,” tutur dia.
Untuk diketahui, sampai dengan kuartal III-2023, emiten berkode BBRI itu berhasil membukukan laba bersih konsolidasi Rp44,2 triliun, tumbuh 12,4% year on year (yoy).
Dividen BUMN Rp74,1 T, Erick Thohir Sebut Bu Menkeu HappyKinerja moncer tersebut ditopang oleh penyaluran kredit yang naik 12,5% yoy menjadi Rp1.250,72 triliun dengan porsi kredit UMKM 83,06%. Torehan ini mendorong peningkatan aset 9,9% yoy menjadi Rp1.851,97 triliun.
Hasil apik intermediasi didukung oleh rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang terjaga di level 3,07%. Sementara untuk NPL Coverage BRI tercatat sebesar 228,65% dengan menggunakan pencadangan tersebut untuk melakukan write-off atas kredit yang mengalami pemburukan.
Untuk likuiditas, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan Rp1.290,29 triliun dengan dana murah menjadi pendorong utama pertumbuhan.
Komentar (0)
Login to comment on this news