Selain Faktor Hasil Pilpres, IHSG Mulai Terdampak Profit Taking
KORPORAT.COM, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,08% pada penutupan perdagangan Rabu (20/3/2024). Angkanya menjadi 7.331,13.
Catatan IHSG terbentuk melalui volume transaksi 17,8 miliar saham dengan frekuensi 1,2 juta kali. Di sini, rata-rata transaksi harian menjadi Rp10,97 triliun dengan kapitalisasi pasar Rp11.734 triliun.
Meski begitu, IHSG secara year to date masih bertumbuh. Angkanya naik 0,8% dan berada di posisi empat World Indices Comparison di kawasan ASEAN.
Tarik Dana Asing, Saham Bank Besar Topang Pertumbuhan IHSGSepanjang tahun ini, IHSG sempat rally panjang dalam periode 6-14 Maret 2024 dari 7.247,46 menjadi 7.433,31. Bahkan, IHSG pernah menyentuh level all time high.
Namun dalam tiga hari terakhir, IHSG terlihat lesu. Hal ini pun mendapat respons dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurut Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy tidak membantah adanya kemungkinan investor menunggu hasil Pilpres 2024. "Namun setelah Pilpres selesai, kami harap semua baik-baik saja dan investor bisa kembali bertransaksi," ucap Irvan, Rabu (20/3/2024).
Meski begitu, Irvan menilai pelemahan IHSG merupakan hal yang wajar. Terlebih, banyak investor mulai merealisasikan keuntungannya (profit taking) setelah IHSG rally dalam beberapa hari.
IHSG Cetak Rekor Baru, Bursa Efek Tunggu Aksi Institusi LokalSebagai tambahan informasi, pertumbuhan IHSG secara year to date banyak dikontribusikan saham-saham perbankan. Dari 10 besar penggerak IHSG, lima di antaranya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).
Komentar (0)
Login to comment on this news