Hadapi Digitalisasi, Pengusaha Harus Pintar Beradaptasi

Oleh Muhammad Yazid - korporat.com
23 Januari 2024 14:30 WIB
Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan peluang sekaligus tantangan baru bagi kalangan pengusaha atau yang baru memulai usaha. Agar niat menjadi pengusaha sukses bisa terealisasi, para pebisnis tentu bisa beradaptasi akan datangnya era digitalisasi.

Mau tak mau pelaku usaha harus segera memahami sekaligus memanfaatkan perkembangan teknologi digital. Penggunaan platform online, media sosial, dan e-commerce menjadi kunci untuk mencapai pelanggan yang lebih luas serta membangun jaringan bisnis yang kuat.

Makin Membetot Perhatian, Kini Eranya Kecerdasan Buatan

Tapi, tidak sampai di situ, persaingan dunia bisnis pun semakin beragam seiring pesatnya perkembangan TIK sehingga memerlukan strategi matang plus kreativitas tinggi.

Bagi Anda yang hendak memulai usaha, pilih dan tentukanlah bidang usaha yang tepat. Kesesuaian passion dan keahlian pribadi boleh jadi akan dapat menjadi fondasi yang kokoh untuk terus membangun usaha.

Selain itu, pengusaha yang mampu menggabungkan minat pribadi dengan potensi pasar yang besar umumnya akan cenderung meraih kesuksesan lebih cepat.

Lantas apa lagi? Inovasi dan diferensiasi turut memainkan peran penting dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pengusaha sukses selalu mencari cara untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggannya.

Mengingat kini masanya digitalisasi, aspek keamanan digital atau security tidak bisa diabaikan. Pengusaha perlu memahami risiko keamanan, misalnya untuk menjamin perlindungan data pribadi. Keamanan ditambah kenyamanan tentu akan memperkuat kepercayaan pelanggan.

Pemanfaatan AI

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria mengatakan, pemerintah berupaya untuk mengajak pelaku usaha dan akademisi berkolaborasi membuat ekosistem digital yang lebih aman serta produktif. Khususnya, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Perekonomian Global yang Melambat Bikin Ekspor Kurang Sehat

Pemerintah pun telah merilis surat edaran untuk etika pemanfaatan AI di era digital. Nezar mengatakan, "Tata kelola AI juga perlu dibentuk demi melindungi individu terhadap privasi yang dilakukan secara berlebihan oleh company serta bisa yang dihasilkan oleh teknologi tersebut, sehingga hak konsumen tetap terlindungi."

Pemanfaatan AI sangat dibutuhkan pengusaha di era digital lantaran akan membantu pengusaha lebih fokus pada pelayanan berdasarkan pengalaman pelanggan.

Medan persaingan berusaha saat ini tidak lagi hanya ditentukan oleh produk atau layanan yang ditawarkan, namun pengalaman yang diberikan kepada pelanggan.

Menyoal Data Pribadi, Apakah Benar-benar Sudah Terlindungi?

Oleh karena itu, memahami kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, serta memberikan layanan yang ramah pengguna dan responsif, akan turut mendorong keberhasilan seorang pengusaha di era digital.

"Mari bersama-sama wujudkan tata kelola ekosistem AI yang produkti aman dan inklusif untuk Indonesia," kata Nezar dalam sarasehan AI Nasional, pada Sabtu (20/1/2024).

Pengusaha dan pengguna internet

Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah penduduk terkoneksi internet tahun 2022-2023 mencapai 215,6 juta jiwa dari total populasi 275,7 juta jiwa.

Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, perusahaan terutama skala usaha menengah besar (UMB) yang telah banyak memanfaatkan TIK untuk mendukung kegiatan usahanya telah mencapai 96,79 persen.

TikTok Shop Kembali Merapat, Persaingan Lokapasar Kian Ketat

Meski penggunaannya dinilai dapat memberikan keuntungan untuk pengembangan usaha, TIK rupanya belum terlalu dilirik pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hingga kini, penggunaan internet dari pengusaha kecil ini hanya sebesar 77,12 persen.

Padahal, peran dan potensi UMKM di Indonesia cukup pesar untuk mendorong perekonomian nasional. Kementerian Perdagangan memproyeksikan potensi bisnis UMKM bisa mencapai US$135 miliar pada 2025 mendatang.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakan, saat ini terdapat 65,46 juta UMKM di Indonesia dan berkontribusi 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Bahkan, UMKM juga telah menyerah 117 juta pekerja atau 97 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. (MSM)

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//