Investasi di Pasar Saham, Kuatkan Literasi Agar Enggak Gagal Paham

Oleh Muhammad Yazid - korporat.com
16 Januari 2024 20:12 WIB
Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com/Putut Pramudiko)

KORPORAT.COM, Jakarta - Dari waktu ke waktu, minat investasi di Indonesia tampaknya terus mengalami pertumbuhan. Salah satunya, investor di instrumen pasar modal yang jumlah meningkat cukup signifikan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pertumbuhan investor ritel di Indonesia naik hingga empat kali lipat dalam empat tahun terakhir. Hingga akhir 2023, jumlah investor pasar modal telah mencapai 12,16 juta single investor identification (SID).

Investor Gen-Z Masih Perlu Edukasi Pasar Modal yang Komprehensif

"Penghimpunan dana serta jumlah investor retail pasar modal yang kini mencapai 12 juta lebih mengindikasikan adanya partisipasi masyarakat yang kian baik," kata Wakil Presiden RI, Ma'ruf Amin dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), awal Januari lalu.

Sejatinya, pemerintah mencatat 85 persen masyarakat di Tanah Air telah terhubung atau menggunakan jasa keuangan, termasuk kegiatan menabung maupun investasi. Tapi sayang, literasinya hanya setengah dari jumlah tersebut.

Kiat investasi

Literasi keuangan tentunya menjadi dasar bagi warga sebelum terjun dan memilih jenis instrumen investasi. Selain pasar modal, instrumen yang dapat dipilih masyarakat di antaranya deposito, emas, properti, serta obligasi termasuk surat utang negara (SUN).

"Banyak masyarakat yang sudah menggunakan jasa keuangan, tapi literasinya baru 50 persen. Itu adalah suatu pekerjaan rumah buat kita semuanya,” ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Selain pemahaman, sebelum memutuskan untuk memilih suatu instrumen, calon investor sebaiknya terlebih dahulu menentukan tujuan yang hendak dicapai atas kegiatan investasi. Maklum, masing-masing instrumen punya keunggulan serta kelemahan. Hal ini juga untuk menurunkan potensi kerugian dalam berinvestasi.

BEI Kantongi 29 IPO Saham, Salah Satunya Tercatat Hari Ini

Pasal modal misalnya, instrumen keuangan ini akan ideal untuk jangka panjang dengan waktu lebih dari satu tahun. Instrumen perdagangan saham, reksadana atau obligasi tersebut menjadi sarana pendanaan bagi perusahaan ataupun pemerintah sekaligus sebagai sarana investasi bagi pemilik dana dalam hal ini masyarakat.

Pasar modal bukan hanya sekedar pasar yang terdapat transaksi jual beli. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu ekonomi dan keuangan.

Investasi di pasar modal punya risiko tinggi, namun juga memiliki tingkat return yang tinggi pula. Sehingga, pemahaman dan kehati-hatian tetap diperlukan dalam memilih investasi ini.

Saham perdana

Hingga medio Januari 2024, terdapat tujuh perusahaan yang telah melakukan pelepasan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO). Selain itu, masih terdapat 26 calon perusahaan lainnya yang telah dalam pipeline alias masuk dalam daftar IPO.

Minat IPO Masih Besar, Dua Pekan Tercatat 7 Perusahaan

BEI mengakui, kehadiran perusahaan-perusahaan baru yang melepas saham selalu menjadi perhatian para investor pasar modal. Meski begitu, tak semuanya memiliki prospek bisnis yang menjanjikan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, sebagai upaya pengecekan kelangsungan usaha perusahaan calon emiten, pihaknya melakukan evaluasi sebelum resmi digelar penawaran saham perdana. Di antaranya, model bisnis atau business model, rencana strategis, serta financial projection alias proyeksi keuangan perusahaan.

Menyoal IPO Saham dan Perlindungan Investor

Nantinya, penggunaan dana hasil penawaran saha, akan ditentukan oleh masing-masing perusahaan tercatat sesuai dengan kebijakan manajemen. Nyoman menjelaskan, "Namun Bursa melakukan pemantauan atas penggunaan dana hasil penawaran umum setelah perusahaan tersebut tercatat, sesuai dengan prospektus."

Di mana, penggunaan dana hasil IPO yang diawasi oleh regulator yakni, dana yang masuk ke perseroan melalui laporan realisasi penggunaan dana (LRPD) per enam bulan. Sedangkan dana yang masuk ke pemegang saham alias divestasi tidak masuk dalam LRPD.

Secara umum, pengunaan dana IPO akan mengalir sejumlah kegiatan mulai dari working capital, debt repayment, business expansion, research & development (R&D), marketing & sales, acquisitions & investments, hingga capital expenditures. "Komposisi, porsi atas penggunaan dana tersebut ditentukan oleh perusahaan sesuai dengan target growth dan rencana pembayaran dividen perusahaan yang dituangkan dalam prospektus," ujar Nyoman. (MSM/YZD/ISSA)

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//