Utang Luar Negeri Makin Membuat Ngeri?
KORPORAT.COM, Jakarta - Sebuah negara terkadang kesulitan untuk mengambil suatu kebijakan strategis lantaran tersandera oleh kepentingan negara lain. Salah satu variabel yang mempengaruhi hal tersebut yakni, terjerat pinjaman alias utang luar negeri (ULN).
Seperti negara-negara lain, Indonesia pun turut memanfaatkan ULN untuk pembiayaan pembangunan baik pemerintah sebagai debiturnya maupun pihak swasta. Namun, apakah posisi utang Indonesia masih aman atau makin membuat ngeri sehingga mudah diintervensi oleh pemberi utang?
Utang Luar Negeri Tersisa US$392,2 Miliar, Rasio ke PDB jadi 28,7 PersenDari tahun ke tahun, nilai pinjaman Indonesia terus meningkat. Namun demikinan, Bank Indonesia (BI) mencatat, hingga kini struktur utang Indonesia tetap sehat.
Per Oktober 2023, ULN Indonesia mencapai US$392,17 miliar atau naik 0,6 persen ketimbang posisi utang Indonesia pada tahun lalu di periode yang sama sebesar US$389,87 miliar.
Debat Pilpres 2024
Pinjaman luar negeri Indonesia menjadi bahasan hangat dalam debat Pilpres 2024 sesi ketiga yang digelar pada Minggu (7/1/2024) malam. Saat itu, calon presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto mendapatkan pertanyaan panelis terkait tema politik luar negeri.
Menurut Prabowo, posisi utang Indonesia saat ini masih aman, bahkan memiliki rasio dengan PDB atau gross domestic product (GDP) yang terendah sekitar 40%. Angka tersebut di bawah Arab Saudi maupun Rusia yang memang dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Tingginya ULN sejauh ini tidak menjadi persoalan karena pemerintah telah menerapkan strategi hilirisasi demi peningkatan nilai tambah ekonomi di dalam negeri. Prabowo menjelaskan, "Ini memperkuat posisi tawar kita, saya kok tidak terlalu khawatir negara lain mau intervensi soal utang. Kita sangat dihormati dan kita tidak pernah default."
Tak Saling Bersalaman Usai Debat, Ini Kata Prabowo dan AniesUraian tersebut mendapat tanggapan dari dua lawannya di kontestasi Pilpres 2024, masing-masingnya yaitu Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut satu, Anies Baswedan. Menurut Ganjar, "Hati-hati kalau mau utang, terutama pada infrastruktur yang punya risiko tinggi. Mesti dihitung betul, prudent betul, karena ini pernah dilakukan dan membikin banyak negara kolaps karena utang."
Utang Luar Negeri Indonesia Naik Rp40 Triliun dalam SebulanSementara, Anies bilang, ULN yang ideal haruslah di bawah 30%. Adapun upaya yang dapat dilakukan antara lain, menata utang sekaligus memperbesar PDB, meningkatkan keterlibatan swasta, serta memperluasan wajib pajak. "Utang yang digunakan seharusnya untuk yang produktif, jangan digunakan untuk kegiatan yang nonproduktif."
Posisi utang Indonesia
Sampai Oktober 2023 lalu, jumlah utang luar negeri (ULN) mencapai US$392,17 miliar. Adapun rincian para peminjam pinjaman tersebut yakni, pemerintah senilai US$185,1 miliar dan Bank Indonesia sejumlah US$10,1 miliar. Sedangkan swasta memiliki beban utang sebesar US$196,94 miliar.
Adapun sektor ekonomi yang terbesar sebagai peminjam utang terbanyak berasal dari jasa keuangan dan asuransi yang mencapai US$68,19 miliar. Sedangkan di urutan selanjutnya terdapat industri pengolahan dengan catatan utang senilai US$44,41 miliar serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar US$44,29 miliar.
Bank Indonesia mencatat, rasio ULN dengan produk domestik bruto (PDB) per Oktober 2023 mencapai 28,7 persen, atau turun dari bulan sebelumnya sebesar 28,9 persen. "ULN Indonesia pada Oktober 2023 tetap terkendali sebagaimana tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap PDB," kata Direktur Eksekutif Depertemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan persnya pada pertengahan Desember silam.
Komentar (0)
Login to comment on this news