Era Kerja Fleksibel ala Gig Worker, Ini Penjelasannya
KORPORAT.COM, Jakarta - Gig work merupakan pekerjaan yang dicirikan dengan tiga karakteristik utama. Di antaranya project-based compensation, bersifat sementara dan fleksibel.
Gig worker tidak bekerja secara tetap untuk satu pemberi kerja. Pekerjaan ini bersifat pekerjaan sementara dan fleksibel dalam hal jam kerja dan jumlah pekerjaan.
Pekerja juga dapat terlibat lebih dari satu pekerjaan dalam satu waktu atau dalam waktu berdekatan.
Mengutip risalah Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, gig work dapat diartikan sebagai pengaturan kerja yang tidak konvensional, di mana tidak sesuai dengan indikator-indikator hubungan kerja pada umumnya.
Kehadiran Platform Digital Dorong Pertumbuhan Jumlah InvestorKehadiran berbagai platform digital telah memfasilitasi para pekerja lepas untuk dengan mudah terhubung dengan pelanggan tanpa perlu melibatkan pertemuan fisik.
Seiring dengan itu, koneksi internet yang berkualitas tinggi dan relatif murah turut mengubah cara orang mencari dan menawarkan jasa dengan mendorong pertumbuhan gig economy yang dilakukan melalui platform daring.
Sementara itu, terdapat gig worker yang terkait dengan agensi atau pihak ketiga sebagai perantara antara mereka dan klien atau konsumen sehingga tidak tergantung pada platform teknologi.
Sebagai contoh, model atau tenaga kerja domestik dapat terhubung dengan klien melalui agensi tanpa melibatkan platform digital.
Dari Target 20 Persen, Kontribusi Ekonomi Digital ke PDB Tercapai 8,7 PersenSeiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk bekerja, populasi gig worker di Indonesia, baik berdasarkan definisi luas maupun sempit mengalami peningkatan selama periode 2016 hingga 2021.
Dibandingkan dengan tahun 2016, gig worker pada 2021 cenderung memiliki latar pendidikan yang lebih tinggi.
Berdasarkan definisi luas gig worker, proporsi pekerja yang tidak lulus sekolah mengalami penurunan dari yang sebelumnya sebesar 20,6% menjadi 17.1%. Demikian pula proporsi pekerja berpendidikan setingkat SD yang menurun dari 33,5% ke 30,9%.
Di sisi lain, proporsi pekerja SMA mengalami peningkatan yang tajam dari 21,8% menjadi 26,5% dan pekerja berpendidikan tinggi juga meningkat meski dengan peningkatan yang relatif kecil.
Ketua Apindo: Digitalisasi Memberikan Lebih Banyak Kesempatan KerjaHal ini dapat diartikan sebagai respons terhadap permintaan pasar yang berubah dan kemungkinan adanya kebutuhan keahlian khusus dalam gig work.
Lebih lanjut, terdapat tiga jenis pekerjaan utama yang mendominasi gig work. Pertama, tenaga usaha jasa dan tenaga penjualan yang mencakup berbagai sektor seperti pelayanan konsumen dan penjualan produk.
Kedua, pekerja terampil dalam sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Dan ketiga, pekerja pengolahan dan kerajinan. Sementara itu, pekerjaan seperti manajer, profesional, teknisi, dan asisten profesional sangat jarang ditemukan pada gig worker.
Komentar (0)
Login to comment on this news