Kemenkeu: Surplus Neraca Perdagangan Bukti Ekonomi Resilien

Oleh Andry Winanto - korporat.com
18 Maret 2024 14:24 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok. Kementerian Keuangan)
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menyatakan bahwa surplus neraca perdagangan sebesar US$870 juta pada Februari 2024 mencerminkan posisi eksternal Indonesia yang masih cukup resilien.

“Kendati demikian, pemerintah akan terus mengantisipasi risiko global yang ada untuk memitigasi dampaknya pada ekonomi nasional,” ujar Kepala BKF Kemenkeu, Febrio Kacaribu seperti yang dilansir laman resmi hari ini, Senin (18/3/2024).

Menurut Febrio, secara kumulatif surplus neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari hingga Februari 2024 mencapai US$2,87 miliar.

“Pemerintah tetap menyiapkan langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam (SDA), peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama,”  tutur dia.

Secara terperinci, nilai ekspor bulan lalu adalah sebesar US$19,31 miliar, atau turun sebesar 9,45% (year on year/yoy). Penurunan tersebut terutama bersumber dari ekspor batubara, besi dan baja, serta minyak sawit. 

“Moderasi harga komoditas dan penurunan volume perdagangan global menjadi penyebab menurunnya ekspor nonmigas Indonesia,” kata dia.

Di sisi lain, impor Indonesia di bulan Februari 2024 tercatat sebesar US$18,44 miliar, tumbuh 5,84% yoy. 

Peningkatan impor didorong oleh kenaikan impor komoditas utama seperti bahan baku plastik, mesin/peralatan mekanis, dan mesin/perlengkapan elektrik. Dari sisi penggunaan, peningkatan impor terutama berasal dari impor barang konsumsi, barang modal, dan impor bahan baku/penolong. 

“Tren peningkatan impor di awal tahun 2024 menjadi sinyal membaiknya aktivitas ekonomi domestik,” imbuhnya.

Sementara itu, impor nonmigas masih didominasi oleh China (38,29%), Jepang (7,54%), dan Thailand (6,44%). Secara kumulatif, total impor Indonesia pada periode Januari hingga Februari 2024 mencapai US$39,93 miliar.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//