Meski Menurun, Cadangan Devisa Indonesia Masih Terbesar ke-3 di ASEAN
KORPORAT.COM, Jakarta - Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia tengah menurun. Per November 2024, nilainya sebesar US$150,2 miliar.
Menurut Bank Indonesia, angka itu turun 0,67% atau berkurang US$1 miliar dari periode Oktober 2024 US$151,2 miliar.
Meski begitu, nilai cadev Indonesia naik 2,59% dari posisi akhir 2023 yang sebesar US$146,4 miliar.
Harga Komoditas Ekspor Tren Beragam pada Kuartal III 2024, Kecuali CPODirektur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, posisi cadev Indonesia per November 2024 dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Ramdan, dikutip Senin (9/12/2024).
Ramdan juga menyebut, posisi cadangan devisa tersebut tetap tinggi setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Sejak tahun 2020, posisi cadangan devisa Indonesia cenderung mengalami tren yang meningkat hingga November tahun ini. Dalam rentang waktu tersebut penurunan hanya terjadi di tahun 2022 namun kembali meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Merinci Kontribusi Ekspor yang Bikin Surplus Dagang Perpanjang RekorDi sisi lain, nilai cadev Indonesia menjadi yang terbesar ke-3 di antara negara ASEAN-5. Negara-negara ASEAN-5 merupakan cerminan negara berkembang di kawasan Asia Tenggara.
Anggotanya terdiri dari Singapura, Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Berikut data lengkap cadev masing-masing negara tersebut.
Menanggapi data cadev Indonesia terbaru, Office of Chief Economist, Bank Mandiri menilai, masih ada tekanan eksternal terhadap cadev Indonesia. Terutama atas kehati-hatian investor asing terhadap pasar modal Indonesia.
Menurut data Office of Chief Economist Bank Mandiri, selama November 2024, Indonesia mencatat outflow di pasar saham sebesar US$944 juta, sementara di pasar obligasi asing tercatat menarik modal keluar sebesar US$810 juta.
Namun demikian, dorongan proyeksi ekspor yang positif, surplus neraca modal dan finansial yang berkelanjutan, serta kepercayaan investor masih mampu menguatkan ketahanan eksternal Indonesia. Tim Riset Ekonomi Bank Mandiri memperkirakan perekonomian domestik akan tumbuh solid sebesar 5,05 % di tahun ini.
Komentar (0)
Login to comment on this news