Meski Rekor Berlanjut, Surplus Neraca Dagang Makin Menciut
KORPORAT.COM, Jakarta - Neraca perdagangan tetap surplus saat tutup tahun 2023. Per Desember 2023, nilainya US$3,31 miliar.
Jika dibandingkan periode Desember 2022, maka surplus neraca perdagangan Desember 2023 turun 16,41% dari US$3,96 miliar. "Namun neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, Senin (15/1/2024).
Melihat data di atas, surplus neraca dagang sempat mencapai level tertinggi US$5,4 miliar pada Februari 2023. Namun setelah itu, angkanya terus turun dan mencapai level terendah US$0,44 miliar pada Mei 2023.
Meski begitu, Pudji menjelaskan, surplus meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, namun lebih rendah jika dibandingkan bulan yang sama di tahun sebelumnya (year on year/yoy), dengan selisih sebesar US$610 juta.
Perekonomian Global yang Melambat Bikin Ekspor Kurang Sehat“Surplus neraca perdagangan Desember 2023 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas, yaitu sebesar US$5,20 miliar dengan komoitasnya bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15), besi dan baja (HS/72),” katanya.
Pudji menjelaskan surplus nonmigas lebih tinggi secara bulanan (mtm) tapi lebih rendah secara tahunan (yoy).
“Secara kumulatif, neraca perdagangan Januari hingga Desember 2023 mencatatkan nilai sebesar US$36,93 miliar atau lebih rendah dari Januari hingga Desember 2022 yang sebesar US$54,46 miliar,” ucap dia.
Dari data itu, surplus neraca dagang turun 32,19%.
Nilai Ekspor Anjlok, 11 Bulan Terakumulasi US$236,41 MiliarSebagai informasi, raihan surplus Desember 2023 terbentuk dari nilai ekspor yang lebih besar dengan US$22,41 miliar dibandingkan impor senilai US$19,11 miliar.
Komentar (0)
Login to comment on this news