Setengah Populasi Bumi Pemilu Tahun Ini, Bagaimana Dampak ke Ekonomi?
KORPORAT.COM, Jakarta - Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada Februari 2024 mendatang ternyata menjadi satu dari sekian banyak yang digelar serentak secara global.
Tercatat, sejumlah negara dengan penduduk jumbo juga bakal menyelenggarakan pemilu di tahun ini. Hal tersebut menjadikan periode 2024 sebagai salah satu pemilu terbesar yang pernah ada.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan situasi yang berkembang tentu saja membawa pengaruh terhadap aktivitas ekonomi, utamanya sikap para pelaku usaha.
Sekilas Gambaran Ekonomi RI di Tahun Politik 2024“Pasar pasti akan mencermati perkembangan geopolitik ke depan, seperti eskalasi ketegangan di Laut Merah imbas dari konflik dari Palestina dan Israel, serta penyelenggaraan serta penyelenggaraan pemilihan umum yang mencakup 50% populasi dunia. Terutama di beberapa negara utama seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, India, Taiwan, dan juga Rusia,” tuturnya kepada wartawan, Selasa (9/1/2024).
Menurut Mahendra, secara umum sentimen di pasar keuangan global cenderung positif pada Desember 2023 didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) dan narasi soft landing di AS.
Sehingga, lanjut Mahendra, mendorong kembalinya aliran dana masuk ke emerging markets dan penguatan pasar keuangan global, termasuk pasar keuangan Indonesia.
“Volatilitas baik di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar juga terpantau menurun,” kata dia.
Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2023 Vs 2024 Versi Bank IndonesiaMahendra menjelaskan, di domestik leading indicators perekonomian nasional masih cukup positif, diantaranya ditunjukkan oleh neraca perdagangan yang masih surplus dan Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur yang masih ekspansif.
Disebutkan bahwa tingkat inflasi juga terjaga rendah di level 2,61% year on year (yoy) pada Desember 2023. Angka tersebut lebih sedikit meningkat dari November 2023 yang sebesar 2,28%.
“Namun demikian, masih perlu dicermati perkembangan permintaan domestik ke depan seiring masih berlanjutnya penurunan inflasi inti, penurunan optimisme konsumen, serta melandainya pertumbuhan penjualan ritel dan kendaraan bermotor,” ucap Mahendra.
Komentar (0)
Login to comment on this news