Ternyata, Masih Banyak Rumah Tangga dan Desa Belum Berlistrik
KORPORAT.COM, Jakarta - Pemerintah masih belum bisa memenuhi rasio elektrifikasi (RE) hingga 100%. RE adalah persentase perbandingan rumah tangga yang sudah mendapatkan listrik dengan total rumah tangga di Indonesia.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu menyampaikan, hingga akhir tahun 2023, realisasi RE mencapai 99,78%, sedangkan rasio desa berlistrik (RD) sebesar 99,83%.
Dari jumlah RE, sebanyak 98,32% listriknya berasal dari listrik PLN, dan 1,46% sisanya berlistrik non-PLN, seperti dari program-program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), maupun program dari Kementerian lain menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk di remote area.
Tingkatkan Transparansi Minerba, ESDM Rilis Portal Data Industri EkstraktifMenurut Jisman, untuk mencapai RE 100% bukan perkara mudah, selain berada di remote area, dana yang dibutuhkan untuk mengejar target itu juga tidak sedikit. "Hingga tahun 2025 membutuhkan dana sebesar Rp22,08 triliun," ujar Jisman, Jumat (19/1/2024).
Dari sekitar Rp22 triliun tersebut, tuturnya, akan difokuskan menjadi tiga hal, yaitu dengan perluasan jaringan yang mencapai porsi 55,59%.
Kemudian pembangunan pembangkit komunal dengan porsi 44,33%, pada umumnya menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ditambah baterai, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebesar 1,3 MW di 20 lokasi.
Dari Rp6,8 T, ESDM Anggarkan Rp1,89 T untuk Infrastruktur MasyarakatSebagai informasi, hingga akhir Desember 2023, jumlah rumah tangga belum berlistrik diproyeksikan sebanyak 185.662 rumah tangga. Sementara sebanyak 140 desa belum dialiri listrik.
Dari jumlah tersebut, 12 desa di Provinsi Papua Barat Daya, 9 desa di Papua, 56 desa di Papua Pegunungan, 47 desa di Papua Tengah, dan 16 desa di Papua Selatan.
Komentar (0)
Login to comment on this news