BCA Bersiap Naikkan Bunga Kredit

Oleh Andry Winanto - korporat.com
26 Januari 2024 18:33 WIB
Ilustrasi. (Dokumen BCA)
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA memberi sinyal kenaikan suku bunga kredit. Cara ini dilakukan BCA untuk mengompensasi kenaikan biaya dana dari bunga deposito.

Kabar tersebut datang dari pernyataan Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, Kamis (25/1/2024). Menurut Jahja, selama ini pihaknya belum menaikkan bunga kredit sejak bunga acuan Bank Indonesia di titik terendah 3,5% saat pandemi, hingga level terakhir 6% saat kembali menjadi BI rate. 

"Jadi kalau kami kedepannya melakukan melakukan adjustment bunga sebesar 25 bps, 50 bps itu sebenarnya wajar karena untuk mengompensasi kenaikan-kenaikan dari cost,” ujar Jahja.  

Jahja menyebut, proyeksi peningkatan interest rate masih relatif moderat mengingat porsi term deposit juga kecil dibandingkan CASA.

“Kita tahu kredit itu tidak sekedar interest rate, tetapi juga harus melihat dari volume kredit yang disalurkan. Jadi ke depan memang ada kemungkinan kita harus melakukan kompensasi disini (peningkatan bunga),” kata dia.

Menanti Perbankan Menurunkan Bunga Kredit

“Tapi untuk prime customer dan lain-lain tentu ada treatment khusus, sebab (penetapan bunga) kredit itu variabelnya banyak sekali,” sambung Jahja.

Sebagai informasi, komposisi dana murah, giro dan tabungan (Current Account Saving Account/CASA), masih mendominasi Dana Pihak Ketiga (DPK) BCA. Per akhir 2023, porsinya sebesar 80%. 

Sementara sebagian kecil lainnnya ditopang oleh term deposit. Adapun hingga akhir 2023, total DPK yang berhasil dihimpun BCA sebesar Rp1.102 triliun.

Jumlah itu tumbuh 6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Prediksi BI, The Fed Tiga Kali Turunkan Bunga hingga 75 Bps

Jahja mengatakan, kondisi ini mendukung perseroan untuk bisa menjaga stabilitas bunga kredit. Pasalnya, dengan komposisi dana murah yang besar membuat tekanan perubahan bunga lebih moderat.

Sementara jika term deposit yang mendominasi, maka akan sangat sensifit terhadap biaya dana (cost of fund) yang harus dikeluarkan. Imbasnya, bunga kredit juga bakal dikerek guna mempertahankan net interest margin (NIM).

“CASA kami dengan term deposit perbedaannya cukup besar. Sehingga tinggal masalah pertimbangan untuk menentukan risko dari kredit yang berbeda-beda. Jadi kita tidak harus ke-trigger dengan langsung meningkatkan suku bunga,” ujar dia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//