Kuartal I-2024, Pertumbuhan Laba BRI dalam Tren Melambat
KORPORAT.COM, Jakarta - Laba PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, terus membesar. Dalam tiga bulan pertama tahun ini, nilainya telah mencapai Rp15,9 triliun.
Mengutip materi presentasi perseroan, Kamis (25/4/2024), nilai laba tersebut tumbuh 2,7% dibandingkan periode sama 2023 Rp15,6 triliun. Pertumbuhan yang rendah ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang juga tidak tumbuh tinggi.
Pada periode ini, NII BRI hanya naik 9,7% dari Rp32,8 triliun menjadi Rp35,9 triliun. Sementara itu, BRI juga terbebani biaya provisi yang melesat 91,4% dari Rp5,6 triliun menjadi Rp10,7 triliun.
Padahal, tanpa adanya beban tersebut laba operasional BRI tumbuh 22,2% dari Rp25,2 triliun menjadi Rp30,7 triliun.
Restrukturisasi Kredit Covid-19 BRI Tersisa Rp54,5 TriliunBeban provisi BRI tidak lepas dari tren kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Pada periode ini, NPL gross BRI mencapai 3,11% naik dari posisi akhir 2023 sebesar 2,95%.
Tak hanya itu saja, pertumbuhan laba bersih BRI periode ini dalam tren melambat. Terutama jika dibandingkan kuartal I-2022 dan kuartal I-2023.
Pada kuartal I-2022 laba BRI sempat melesat 78,1%. Kemudian melambat menjadi 27,4% pada kuartal I-2023.
Menanggapi performa keuangan ini, Direktur Utama BRI, Sunarso menyampaikan, perseroan akan terus mencermati perkembangan kondisi perekonomian global sambil lebih fokus pada tantangan domestik.
"Saat ini kondisi ekonomi global mengalami ketidakpastian yang tinggi, dikarenakan The Fed diperkirakan akan lebih lama mempertahankan suku bunga acuannya di level tinggi untuk meredam laju inflasi di AS," kata Sunarso.
Di sisi lain tensi geopolitik di Timur Tengah yang tengah memanas membuat investor memindahkan asetnya ke safe haven sehingga menekan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Mau THR dari Dividen BRI dan BNI? Silakan Simak Syarat dan Jadwalnya!Sebagai tambahan informasi, penyaluran kredit BRI mencapai Rp1.308,6 triliun per kuartal I-2024. Angka ini naik 10,9% dari periode sama 2023 Rp1.180,1 triliun.
Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) perseroan naik 12,8% menjadi Rp1.416,2 triliun. Dengan begitu, rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR) BRI menjadi 83,28%.
Komentar (0)
Login to comment on this news