Menilik Langkah Ekspansi Gudang Garam setelah Garap Tol dan Bandara
KORPORAT.COM, Jakarta - PT Gudang Garam Tbk cukup serius menggarap bisnis di luar rokok. Setelah sebelumnya menggarap Bandara International Dhoho, kini perseroan turut membangun ruas jalan tol.
Dalam keterangan tertanda dua Direktur Gudang Garam, Heru Budiman dan Istata T. Siddharta, perseroan telah menandatangani perjanjian pengusahaan jalan tol ruas Kediri-Tulungagung melalui PT Surya Sapta Agung Tol (SSAT). Kerja sama tersebut dilakukan bersama Kementerian PUPR dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) atau PII.
"Jangka waktu kerja sama 50 tahun sejak tanggal diterbitkannya surat perintah mulai kerja oleh pemerintah. Sementara jangka waktu penjaminan 15 tahun setelah tanggal operasi komersial," bunyi surat itu.
Gudang Garam Belum Pastikan Kenaikan Harga Rokok Tahun DepanSebagai informasi, SSAT merupakan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) milik Gudang Garam dengan jumlah saham yang dimiliki sebesar 99,99%.
Terlepas dari kerja sama itu, ada fakta menarik dari SSAT. Ternyata, perusahaan ini baru berdiri pada 12 Februari 2024 atau dua pekan sebelum kerja sama pembangunan ruas tol Kediri-Tulungagung.
Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Gudang Garam mengungkapkan, pendirian SSAT dilakukan perseroan bersama PT Suryaduta Investama. Di sini, SSAT punya modal dasar Rp3,5 triliun dengan modal ditempatkan dan disetor Rp2 triliun.
Termasuk di IKN, Jalan Tol Dominasi Kontrak Baru Adhi KaryaStruktur kepemilikan saham SSAT terdiri dari Gudang Garam sebanyak 1,99 juta atau 99,9% setara Rp1,99 triliun, sementara Suryaduta satu saham setara Rp1 juta.
Fakta lainnya adalah pendirian SSAT memang untuk menjalankan kegiatan usaha sebagai BUJT. Terutama untuk menjalankan bisnis berbagai infrastruktur jalan.
Dengan ekspansi ini, sangat menarik melihat bagaimana arah bisnis Gudang Garam ke depan? Terlebih, perseroan juga memiliki PT Surya Dhoho Investama yang sudah membangun Bandara International Dhoho Kediri.
Seperti diketahui, selama ini penjualan rokok masih mendominasi pendapatan Gudang Garam. Pada 2022, porsinya mencapai 98,7%.
Selain rokok, perseroan juga mendapat kontribusi pendapatan daari penjualan kertas karton 1,1%.
Komentar (0)
Login to comment on this news