XL Tegaskan Rencana Merger dengan Smartfren Belum Mengikat

KORPORAT.COM, Jakarta - Rencana penggabungan usaha (merger) antara PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk, belum akan terealisasi dalam waktu dekat. Pasalnya, pemegang saham dua perusahaan belum menghasilkan kesepakatan yang mengikat.

Fakta tersebut tertuang dalam jawaban Corporate Secretary XL, Ranty Astari Rachman atas permintaan konfirmasi dari Bursa Efek Indonesia, Jumat (17/5/2024). Dalam penjelasannya, Ranty mengungkapkan, rencana transaksi tersebut masih dalam tahap evaluasi awal.

"Axiata Group Berhad dan Sinar Mas baru menandatangani nota kesepahaman yang tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger," ujar Ranty.

Beban Melambat, XL Axiata Kerek Laba hingga 168 Persen

Bahkan, kata Ranty, tidak ada kepastian bahwa diskusi yang berjalan saat ini akan menghasilkan suatu kesepakatan yang mengikat. Begitu pula dengan penyelesaian dari rencana transaksi.

Selain itu, Ranty juga belum memiliki informasi terkait entitas yang bertahan atas rencana merger tersebut. Termasuk, rentang Waktu yang disiapkan.

"Namun kami memastikan akan senantiasa memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam proses pelaksanaan rencana merger," ucapnya.

Tembus Rp1 Triliun, Pertumbuhan Laba XL Justru Melambat

Meski begitu, Ranty menyebutkan, baik Axiata Group dan Sinar Mas meyakini rencana merger bisa memberikan layanan telekomunikasi yang lebih kuat di Indonesia.

Seperti diketahui, Axiata Group telah menandatangani nota kesepahaman dengan Sinar Mas yang diwakili PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data, dan PT Bali Media Telekomunikasi pada 15 Mei 2024. Nota kesepahaman itu dilakukan untuk menjajaki rencana merger XL Axiata dan Smartfren yang akan menciptakan entitas MergeCo.

Dari nota kesepahaman itu, Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo.