Perjalanan Inflasi Sepanjang 2023 hingga Tutup di Level 2,61 Persen

Oleh Andry Winanto - korporat.com
02 Januari 2024 12:41 WIB
Plt. Kepala BPS, Amalia Widyasanti. (Tangkapan layar Youtube BPS)

KORPORAT.COM,  Jakarta - Tingkat inflasi umum (Indeks Harga Konsumen/IHK) tutup tahun 2023 bertengger di level 2,61% year on year (yoy). Level ini lebih baik dari catatan akhir 2022 sebesar 5,51%.

Catatan itu bahkan lebih baik dari target pemerintah pada periode 2023 yang sebesar 3% plus minus 1%. Adapun, target untuk 2024 adalah sebesar 2,5% plus minus 1%.

Fakta tersebut disampaikan Plt. Kepala BPS, Amalia Widyasanti dalam konferensi pers, Selasa (2/1/2024). Amalia mengatakan angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan November 2023 yang sebesar 2,86%.

“Komoditas yang memberikan andil inflasi menurut pengeluaran adalah beras, cabai merah, rokok kretek filter, cabai rawit, dan bawang putih,” ujarnya dalam jumpa pers awal tahun ini, Selasa (2/1/2024).

Inflasi 2024 Bakal Terkendali, Tetap Waspada Volatile Food

Menurut Amalia, beberapa komoditas lain yang menjadi penyumbang inflasi antara lain emas perhiasan, dan tarif angkutan udara. Kemudian menurut sebaran wilayah, seluruh kota yang menjadi sampel mengalami inflasi.

“Sebanyak 50 kota mengalami inflasi tahunan lebih tinggi dari inflasi nasional, dengan yang tertinggi ada di Sumenep sebesar 5,08%. Sementara untuk inflasi terendah nasional ada di Kota Bandung sebesar 0,63%,” katanya.

Lebih lanjut, Amalia menyebut jika inflasi year on year didorong oleh seluruh komponen, yaitu inflasi inti menjadi 1,80% dengan komoditas emas perhiasan, biaya kontrak rumah, gula pasir, dan upah asisten rumah tangga.

Lalu di komponen harga yang diatur pemerintah (administered price), terjadi inflasi 1,72% dengan komoditas yang memberikan andil selama setahun terakhir antara lain rokok kretek filter dan tarif angkutan udara.

Roller Coaster Inflasi 2023: Masih Terkendali di Bawah Asumsi

Selanjutnya komponen harga bergejolak atau volatile yang mengalami inflasi sebesar 6,37%. Adapun komoditas penyumbangnya adalah beras, cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras.

“Secara historis, inflasi tinggi biasanya terjadi pada perayaan hari besar keagamaan, seperti momen Ramadan/Lebaran dan natal serta tahun baru,” ucap dia.

Sebagai informasi pada Desember 2023, inflasi bulanan (month to month/mtm) tercatat sebesar 0,41%. Torehan itu lebih tinggi dibandingkan dengan November 2023, namun lebih rendah dari Desember 2023.

Sekadar informasi, dalam perjalanannya pada 2023, inflasi sempat menyentuh level tertinggi 5,47% pada Februari 2023. Sementara level terendah terjadi pada September sebesar 2,28%.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//