Bursa Pertanyakan Volatilitas Saham GIAA, Begini Jawaban Dirut Garuda
KORPORAT.COM, Jakarta - Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan kode GIAA dalam volatilitas tinggi. Menutup akhir 2023 di level Rp69, saham GIAA turun 4,35% ke level Rp66 pada penutupan perdagangan Selasa (2/4/2024).
Namun volatilitas saham GIAA terjadi dalam sepekan terakhir. Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GIAA sempat menyentuh level tertinggi Rp77 pada 22 Maret 2024, kemudian anjlok hingga Rp55 per 28 Maret 2024.
Alhasil, kondisi itu mendapat pertanyaan dari BEI yang mendapat jawaban dari Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra.
Dalam jawabannya, Selasa (2/4/2024), Irfan menyampaikan, volatilitas saham GIAA dipengaruhi kondisi berakhirnya masa transisi perdagangan pada papan pemantauan khusus dan pemantauan khusus tahap II (full call auction) yang dinyatakan live pada 25 Maret 2024.
"Sehingga terdapat penurunan sentimen investor yang mengakibatkan turunnya harga saham GIAA," kata Irfan.
Penyelesaian Restrukturisasi Bawa Garuda Indonesia Raih Laba US$251,9 JutaSelain itu, Irfan menilai tidak ada informasi atau fakta material yang memengaruhi nilai efek perseroan atau keputusan investasi pemodal. Begitu juga dengan perubahan kepemilikan saham Garuda Indonesia.
"Berdasarkan Biro Administrasi Efek per Februari 2024, tidak ada aktivitas pemegang saham yang dapat berakibat perubahan kepemilikan," ucap Irfan.
Kabar dari Garuda Indonesia: Kasasi Greylag Ditolak, Notasi Saham BerkurangMeski begitu, Irfan menegaskan, pihaknya akan menyampaikan keterbukaan informasi jika ada rencana aksi korporasi yang akan dilakukan Garuda Indonesia.
Sebagai tambahan informasi, sejak turun ke level terendahnya Rp55 pada 28 Maret 2024, saham GIAA berangsur naik signifikan hingga 19,09% dalam dua hari perdagangan (1-2 April 2024) ke level Rp66.
Komentar (0)
Login to comment on this news