Complicated! Gubernur BI Ungkap Akar Pelemahan Rupiah

Oleh Andry Winanto - korporat.com
30 Januari 2024 20:45 WIB
Foto: Dok. Bank Indonesia

KORPORAT.COM, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah pada akhir Januari 2024 tergolong sulit untuk dihindari. Pasalnya. faktor dominan yang mempengaruhi adalah kondisi eksternal.

“Rupiah kita  secara fundamental mestinya menguat. Buktinya apa? Fundamental kita bagus, seperti neraca perdagangan surplus. Lalu, pertumbuhan ekonomi kita tinggi dengan inflasi yang rendah,” ujarnya dalam konferensi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta pada Selasa (30/1/2024).

Sejumlah indikator positif ini yang awalnya membuat BI bersikap optimistis terhadap tren nilai tukar rupiah ke depan. 

“Ada faktor lain yang mempengaruhi. Apa itu? Yaitu faktor berita,” tutur dia.

Cegah Mahasiswa Terjerat Pinjol, Sri Mulyani Siapkan Student Loan

Perry menjelaskan faktor berita ini yang kemudian memberikan pengaruh besar dalam tren pembentukan nilai tukar rupiah di jangka pendek. 

“Pertama, kemarin pasar memprediksi Fed Fund Rate (FFR) akan turun bahkan ada yang mengatakan turun di triwulan I, triwulan II tetapi ternyata data-data terakhir menunjukan sepertinya FOMC sabar dan tidak buru-buru menurunkan FFR,” kata dia.

Adapun, pendekatan bank sentral AS didasarkan oleh ekonomi di negara itu justru tumbuh baik pada sepanjang 2023. Sebagai informasi, Amerika cenderung memilih untuk mengalami resesi (pelemahan ekonomi) guna menekan inflasi dan membuat Th Federal Reserve lebih mempunyai ruang penurunan suku bunga. 

KSSK Tegaskan Sektor Keuangan Terjaga Stabil Sepanjang 2023

Lebih lanjut, AS juga masih membukukan inflasi inti yang tinggi. Hal inilah yang kemudian membuyarkan ekspektasi pasar atas FFR yang akan turun di semester I 2024.

“Kedua adalah berita soal eskalasi ketegangan di Timur Tengah dan juga Laut China sehingga ada potensi gangguan rantai pasok,” ucap dia.

Ketiga adalah kebijakan regulator China terhadap aktivitas pasar saham domestik.

“Ini yang kemudian membuat tekanan terhadap seluruh mata uang dunia, tidak hanya rupiah,” sebut Gubernur BI Perry Warjiyo.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//