Perdagangan Berkelanjutan Indonesia Kalah dari Malaysia dan Vietnam

Oleh Reza Pratiwi - korporat.com
23 Oktober 2024 20:30 WIB
Mengapa perdagangan berkelanjutan Indonesia bisa kalah dari Malaysia dan Vietnam? (Foto: Kementerian Keuangan)
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Indonesia kalah dari negara-negara di Asia Tenggara untuk perdagangan berkelanjutan. Bahkan, Indonesia berada di bawah Malaysia dan Vietnam.

Dikutip dari Fakta.com, Rabu (23/10/2024), berdasarkan laporan terbaru Hinrich-IMD Sustainable Trade Index (STI) 2024, negara kita hanya mengantongi total skor 45,3. Nilai ini membuat Indonesia menduduki peringkat ke-6 di Asia Tenggara dan 18 dari 30 di dunia, kalah dari Malaysia yang mengantongi skor 52,7 dan Vietnam 54,1. Sekadar informasi, Malaysia menduduki peringkat ke-5 di Asia Tenggara dan 15 dunia, sedangkan Vietnam ke-4 Asia Tenggara dan 14 dunia.

Neraca Perdagangan Surplus US$2 Miliar, Rekor 45 Bulan Berlanjut

CEO Hinrich Foundation, Kathryn Dioth, berkata indeks ini memperlihatkan beberapa negara berhasil melakukan perdagangan yang berkelanjutan dan mendorong nilai perdagangan.

"Tapi, sambil tetap membangun ketahanan lingkungan mereka," kata Dioth.

Indeks tersebut diukur berdasarkan tiga faktor utama, yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan perhatian khusus pada aspek lingkungan. Indikator yang digunakan untuk menilai aspek lingkungan meliputi pengelolaan air limbah, pengembangan energi terbarukan, dan perbaikan deforestasi, di mana Indonesia mencetak skor masing-masing 23,27, 26,4, dan 28,54.

Manajer Riset Institute for Essential Services Reform (IESR), Raditya Wiranegara, berkata ada beberapa aspek yang membuat kinerja Indonesia tak begitu baik.

Kemenkeu: Surplus Neraca Perdagangan Bukti Ekonomi Resilien

Sebagai contoh, bauran energi primer masih didominasi oleh energi fosil, yaitu 86%. Kemudian, laju emisi karbon dioksida sejalan dengan Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB).

Bisnis di Indonesia pun belum sepenuhnya mempraktikkan prinsip Social and Good Governance (ESG). 

Kemudian, penggunaan batu bara akan mencapai puncak pada 2030-2035 karena disebabkan oleh peningkatan kapasitas PLTU off grid.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//