Bank Indonesia: Ekonomi Tumbuh Kuat di Tengah Perlambatan Global

Dewan Gubernur Bank Indonesia (Foto: Dokumentasi Fakta/Andry Winanto)
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa raihan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,05% year on year (yoy) pada 2023 tetap kuat di tengah perlambatan ekonomi global. 

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan bahwa secara kuartalan, ekonomi tumbuh 5,04% di triwulan IV 2023, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,94%.

“Pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada triwulan IV 2023 didukung oleh hampir seluruh komponen Produk Domestik Bruto (PDB),” ujar dia dalam keterangan tertulis, dikutip redaksi pada Selasa (6/1/2024).

Menurut Erwin, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,47% seiring dengan kenaikan mobilitas terutama pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru, daya beli masyarakat yang stabil, serta keyakinan konsumen yang meningkat. 

BPS Ungkap Penyebab Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2023

“Sementara itu, ekspor tumbuh sebesar 1,64% ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap tumbuh positif di tengah penurunan harga komoditas ekspor unggulan, serta membaiknya ekspor jasa seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara,” tutur dia.

Erwin menambahkan, secara lapangan usaha (LU), seluruh LU pada triwulan IV 2023 menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan yang tinggi tercatat pada sektor terkait mobilitas terutama transportasi dan pergudangan. Lalu, penyediaan akomodasi dan makan minum, serta perdagangan besar dan eceran. 

“Lapangan usaha industri pengolahan sebagai kontributor utama pertumbuhan juga tumbuh baik seiring kuatnya permintaan domestik dan global,” kata dia.

Kemudian secara spasial, pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya.

Konsumsi Rumah Tangga Tergerus, Orang Kaya Pilih Investasi

“Pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2023 tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Kalimantan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), dan Sumatera,” ungkap dia.

Erwin menjelaskan, pada 2024 pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat dalam kisaran 4,7% hingga 5,5% didukung oleh permintaan domestik utamanya berlanjutnya pertumbuhan konsumsi.

“Ini juga termasuk dampak positif penyelenggaraan pemilu, serta peningkatan investasi khususnya bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN),” imbuhnya.

Sementara itu, kinerja ekspor diperkirakan belum kuat sebagai dampak ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang menurun. 

“Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal Pemerintah dengan stimulus makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan domestik,” tutup Erwin.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//