Bank Pembangunan Islam, Porsi Saham dan Manfaat untuk Indonesia

Logo IsDB. (Dokumen IsDB)
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam berbagai kesempatan menyebut Indonesia menjadi pemegang saham terbesar ketiga di Bank Pembangunan Islam alias Islamic Development Bank (IsDB). Kali ini, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu kembali menyatakan hal yang sama saat bertemu Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan.

Pertemuan dengan Al-Jadaan dalam gelaran World Economic Forum di Swiss itu, diceritakan Sri Mulyani melalui akun Instagram @smindrawati, Selasa (16/1/2024).

"Saya menyampaikan Indonesia telah secara resmi menjadi pemegang saham terbesar ketiga dari Islamic Development Bank," kata Sri Mulyani dalam unggahannya.

Atas dasar itu, dia menyatakan, Indonesia senang bisa turut mendukung berbagai Multilateral Development Bank. Pasalnya, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia juga ingin berpartisipasi aktif dalam membangun dan mendukung reformasi IsDB.

Sri Mulyani juga percaya bahwa Indonesia memiliki semangat untuk lebih kuat dalam berpartisipasi membangun IsDB. "Saya optimis banyak profesional muda dari Indonesia yang dapat berpartisipasi dalam membangun IsDB agar semakin baik ke depannya," kata dia menambahkan.

Pernyataan Sri Mulyani terkait kepemilikan saham Indonesia di IsDB juga pernah disampaikan pada Sidang Tahunan IsDB ke-48 tanggal 10-13 Mei 2023 di Jeddah, Arab Saudi. Termasuk saat bertemu Presiden IsDB, Muhammed Al-Jasser di Jeddah pada 17 Desember 2023.

Indonesia Raih Pinjaman Rp7,69 T dari Bank Pembangunan Asia

Lantas, seberapa besar nilai investasi Indonesia di IsDB dan apa manfaat dari kepemilikan saham itu?

Mengutip laporan tahunan IsDB 2022, Indonesia masih berada di posisi 12 pemegang saham terbesar. Saat itu, porsinya 2,25%.

Dari data tersebut, Saudi Arabia merupakan pemegang saham terbesar nomor satu dengan persentase 23,51%, disusul Libya 9,43%, dan Iran di posisi ketiga 8,25%.

Namun, melalui PMK 56 Tahun 2023 dan PMK 161 Tahun 2023, Indonesia kembali menambah investasinya di IsDB. Dari dua PMK itu, total penambahan investasi Indonesia ke IsDB mencapai US$120,85 juta atau setara Rp1,79 triliun.

Sebagai informasi, penambahan investasi ke IsDB melalui PMK 56 Tahun 2023 menggunakan tahun anggaran 2023. Sementara, dalam PMK 161 Tahun 2023, dananya berasal dari tahun anggaran 2024.

Bersama dua PMK tersebut, Indonesia sudah menggelontorkan dana investasi ke IsDB sebesar US$154,85 juta atau setara Rp2,29 triliun. Jumlah tersebut berlangsung sejak 2017-2024 melalui PMK 161 Tahun 2023.

Sayangnya, hingga beberapa kali disinggung Sri Mulyani, belum ada angka pasti persentase kepemilikan saham Indonesia di IsDB dan total nilai investasinya.

Manfaat kepemilikan saham di IsDB

Dalam keterangan Kementerian Keuangan pada Mei 2023, kenaikan kepemilikan saham di IsDB akan membawa Indonesia tidak saja akan menegaskan posisinya di panggung global dengan ikut menentukan arah pembangunan dunia, tetapi juga dapat secara langsung berperan aktif dalam operasionalisasi IsDB.

Termasuk berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta pengentasan kemiskinan di negara-negara anggota IsDB yang pada umumnya merupakan negara dengan komunitas muslim yang berpendapatan rendah.

Melihat Kepemilikan Saham Indonesia di Bank Pembangunan Asia

Indonesia juga bisa memastikan bahwa IsDB akan merealisasikan agenda reformasinya. Kemudian, memastikan efektivitas dan keterjangkauan instrumen pendanaan IsDB yang berbasis Syariah dalam memberikan dampak dan manfaat yang optimal bagi negara anggota, termasuk dalam mendukung pengembangan Kerjasama Selatan-Selatan.

Selain itu, Indonesia sendiri dapat berkontribusi melalui beberapa program dan institusi yang ada saat ini seperti Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI/Indonesia Aid) dan SDG-Indonesia One yang dikelola oleh PT Sarana Multi Infrastruktur.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//