Jokowi Sempat Ketar-ketir saat Dolar Amerika Tembus Rp16.200

Foto: Dok Pixabay
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan rasa syukurnya terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang stabil di tengah krisis global.

“Kita patut bersyukur sungguh anugerah dari Allah SWT, yang luar biasa kita telah mampu menghadapi berbagai krisis-krisis yang ada di dunia di saat banyak sekali negara yang menjadi pasien IMF (International Monetary Fund),” kata Jokowi dalam sambutan acara Inaugurasi “Menuju Ansor Masa Depan”, di Istora Senayan Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (27/5/2024).

Menurut Jokowi, saat ini setidaknya lebih dari 96 negara menjadi pasien IMF sekarang ini. “Dan kalau kita melihat di jajaran negara besar G20, selalu pertumbuhan ekonomi kita masuk ke tiga besar atau lima besar,” sambungnya seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet, Selasa (28/5/2024).

Jokowi menyebutkan tiga hal utama yang menjadi kekhawatiran negara-negara di seluruh dunia, yaitu nilai tukar uang/kurs, harga minyak, dan bunga pinjaman.

IKN Dapat Pujian dari Pendiri Raksasa Properti UEA

Pertama, Presiden menyoroti pentingnya stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dunia, utamanya Dolar karena mempengaruhi kenaikan harga.

“Yang pertama, yang berkaitan dengan kurs. Kalau di Indonesia ya Rupiah dengan Dolar, kuat mana, kuat Rupiah atau kuat Dolar. Begitu kuat dolar AS, hati-hati ada harga yang akan naik. Kalau kuat rupiah, harga barang yang utamanya impor jauh lebih murah. Ini yang ditakuti semua negara, kurs," kata Jokowi.

"Kemarin kita agak ngeri juga waktu kurs rupiah ke dolar AS melompat di atas Rp16 ribu, Rp16.200. Kita sudah mulai ketar-ketir karena negara lain juga melompat lebih dari itu," lanjutnya.

Hal yang kedua, yang berkaitan dengan dampak global dari kenaikan harga minyak dunia.

“Yang kedua, harga minyak. Hati-hati, perang di Palestina yang mengikutsertakan Iran dalam kancah perang itu juga mengkhawatirkan dunia, sehingga harga minyak sempat naik.”

Jokowi menyebutkan, situasi geopolitik dunia tidak bisa dianggap remeh karena saling bersinggungan. Perang yang terjadi di Palestina maupun di Ukraina yang lokasinya jauh juga bisa berpengaruh kepada Indonesia.

Presiden Jokowi Bahas Pembangunan Panel Surya di IKN dengan Tony Blair

“Kelihatannya enggak ada hubungannya perang yang ada di Palestina dengan Indonesia yang jauh. Ada. Kalau harga minyak naik, artinya semua barang-barang akan ikut naik.”

Begitu pula dengan situasi perang antara Ukraina dan Rusia, sambungnya, yang juga menyebabkan harga gandum dan produk olahannya melonjak tinggi.

“Kelihatannya jauh banget tetapi pengaruhnya bisa ke mana-mana. Itulah geopolitik. Kalau enggak kita cermati bisa menyebabkan harga-harga yang juga naik.”

Hal ketiga yang dikhawatirkan oleh semua negara adalah, bunga pinjaman karena semua negara di dunia memiliki pinjaman.

Untuk itu, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya menjaga stabilitas politik untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

“Yang paling penting menurut saya bagaimana kita bisa menjaga agar tidak terjadi turbulensi politik. Kita menjaga semuanya agar ada stabilitas politik karena itu menjadi kunci pembangunan di negara manapun. Kalau ini tidak bisa kita pertahankan yang terjadi adalah kerusakan ekonomi kembali. Oleh sebab itu, di sini hadir ketua-ketua partai. Ke depan, sekali lagi, stabilitas politik itu sangat penting sekali.”

Oleh sebab itu, imbuhnya, pembangunan merata, hilirisasi industri, program-program kerakyatan, transformasi menuju ekonomi hijau yang sudah dijalankan oleh pemerintah perlu keberlanjutan.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//