Menanti Perbankan Menurunkan Bunga Kredit

Ilustrasi. (Dokumen Freepik)
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Perbankan berpeluang menyesuaian suku bunga pada tahun ini. Salah satu faktornya, arah kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah menyatakan BI rate bakal turun di semester II-2024.

Proyeksi tersebut disampaikan pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo kepada Fakta.com, Selasa (23/11/2024).

“Kecepatan transmisi penurunan suku bunga sejalan dengan terpenuhinya kondisi yang dapat mendorong penyesuaian suku bunga, yaitu nilai tukar rupiah, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Arianto.

Arianto menjelaskan, nilai tukar yang stabil dapat meningkatkan kejelasan kebijakan moneter. Sementara inflasi yang rendah cenderung memberikan ruang bagi penyesuaian suku bunga. 

Prediksi BI, The Fed Tiga Kali Turunkan Bunga hingga 75 Bps

Selain itu, dia meyakini pertumbuhan ekonomi yang stabil dapat pula memoderasi dampak perubahan interest rate. 

“Namun, pengaruhnya kompleks dan bisa bervariasi tergantung pada kondisi ekonomi spesifik. Misalnya di lingkungan inflasi tinggi, penyesuaian suku bunga mungkin perlu lebih agresif. Selain itu, faktor global juga dapat memainkan peran, seperti kondisi ekonomi global dan perubahan dalam arus modal internasional,” tutur Arianto.

Arianto menambahkan, lembaga intermediasi memiliki posisi strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk bisa mewujudkan itu bank perlu melakukan percepatan transmisi kebijakan moneter dengan tanggap terhadap perubahan suku bunga.

Kemudian, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengadopsi kebijakan kredit yang responsif. Dengan demikian, sambung dia, mekanisme internal memungkinkan penyesuaian suku bunga deposito dan pinjaman secara efisien.

2024 di Depan Mata, Era Bunga Rendah Bakal Nyata?

Menurut Arianto, hal itu berarti bank dapat memberikan dampak yang lebih cepat terhadap kondisi pasar. 

“Peningkatan efisiensi operasional membantu memastikan bahwa perubahan suku bunga dapat diimplementasikan tanpa hambatan. Sementara kebijakan kredit yang responsif mendorong pinjaman dan investasi, mendukung efektivitas kebijakan moneter secara keseluruhan,” katanya menambahkan.

Arianto menyampaikan pula bank sentral mesti  membangun komunikasi kebijakan yang jelas, menjaga stabilitas ekonomi makro, meningkatkan fleksibilitas kebijakan moneter, kerjasama dengan pemerintah, dan efisiensi sistem keuangan. 

Pasalnya, komunikasi yang transparan membantu pelaku pasar menyesuaikan diri dengan cepat, sementara stabilitas nilai tukar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi menciptakan prediktabilitas. 

“Fleksibilitas kebijakan memungkinkan penyesuaian suku bunga secara proaktif, dan kerjasama erat dengan pemerintah mendukung sasaran kebijakan ekonomi secara keseluruhan. Peningkatan efisiensi sistem keuangan juga berkontribusi pada percepatan transmisi kebijakan moneter,” ucap Arianto.

Seperti diketahui, Bank Indonesia pada awal tahun ini memilih untuk mempertahankan BI rate di level 6,00%. Keputusan yang sama juga berlaku bagi suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility yang tidak bergerak dari 5,25% dan 6,75%.

“Hal ini sesuai dengan langkah Bank Indonesia yang prostability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo pada tengah bulan ini.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//