Perjalanan Cadev hingga Tutup 2023 di Level US$146,4 Miliar

KORPORAT.COM, Jakarta - Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Desember 2023 tercatat sebesar US$146,4 miliar. Angka ini naik 6,7% dari akhir Desember 2022 US$137,2 miliar.

Pencapaian tersebut juga menjadi yang tertinggi di sepanjang 2023, setelah sempat amblas ke level US$133,1 miliar pada Oktober 2023.

Sepanjang 2023 lalu, perjalanan cadev sempat terus menguat sejak akhir 2022 sampai Maret 2023. Namun setelah itu, nilainya terus turun hingga level terendah US$133,1 miliar.

Meski begitu, nilai cadev kembali menguat dalam dua bulan terakhir 2023.

Bahkan, posisi cadev Desember 2023  tersebut melonjak US$8,3 miliar hanya dalamm sebulan dari posisi November 2023 US$138,1 miliar.

“Kenaikan posisi cadev tersebut antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah,” ujar Asisten Gubernur Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono,, Senin (8/1/2024).

Erwin menjelaskan, posisi cadev yang dimiliki oleh RI setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Jelang Akhir Tahun, Cadangan Devisa Naik jadi US$138,1 Miliar

“Bukuan ini berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” kata dia menambahkan.

Erwin juga menyampaikan, Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga,” ucapnya.

Rupiah Menjauh dari Rp16.000, Cadangan Devisa Semakin Tergerus

Adapun, sikap optimistis itu seiring dengan respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

“Ini juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Erwin menutup.