Bukalapak Rugi Rp1,4 T: Faktor Marketplace dan Investasi Saham hingga Obligasi Pemerintah

Logo Bukalapak. (Dokumen Bukalapak)
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Setelah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, kini giliran PT Bukalapak.com Tbk yang mencatat kerugian. Sepanjang 2023, nilainya mencapai Rp1,4 triliun.

Catatan itu berbanding terbalik dengan kinerja Bukalapak pada 2022. Mengutip laporan keuangan perseroan, saat itu emiten dengan kode saham BUKA tersebut masih untung Rp1,9 triliun.

Secara operasional, kinerja Bukalapak sebenarnya tumbuh positif. Terutama jika melihat catatan pendapatannya yang naik 22,2% dari Rp3,6 triliun menjadi Rp4,4 triliun.

Namun Bukalapak harus menanggung rugi nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi Rp1,2 triliun. Pada 2022, pos ini mencatat laba Rp3,9 triliun.

GoTo Rugi Rp90,4 Triliun dan Penjelasan Goodwill Transaksi Tokopedia-TikTok

Dari laporan keuangan perseroan, ternyata rugi nilai investasi itu tercatat pada segmen marketplace. Ini merupakan segmen usaha yang meliputi penyediaan jasa fitur, logistik, virtual and physical product, fintech, pemasaran dan jasa marketplace lainnya.

Sebagai informasi, segmen usaha Bukalapak juga mencakup online to offline dan pengadaan.

Dari tiga segmen itu, marketplace memang menjadi penopang pendapatan perseroan. Nilai pendapatannya Rp2,2 triliun atau setara dengan 50% dari total pendapatan perseroan.

Di luar itu, Bukalapak juga termasuk rajin menempatkan asetnya di instrumen investasi. Seperti pada saham yang mencapai Rp3,3 triliun atau turun 26,7% dari periode 2022 Rp4,5 triliun.

Kemudian ada juga penempatan investasi di reksa dana pada beberapa manajer investasi. Mulai dari Batavia Properindo Aset Manajemen, Syailendra Capital, Principal Asset Management dan Mandiri Manajemen Investasi.

Kinerja Astra 2023: Tekanan Investasi di GoTo dan Hermina, serta Rencana Dividen

Total investasi Bukalapak pada reksa dana itu mencapai Rp580,2 miliar atau lebih rendah 10,5% dari 2022 Rp648,1 miliar. Selain itu, pada 2023 Bukalapak juga mulai menempatkan investasi pada obligasi pemerintah Rp123,6 miliar.

Dari beberapa investasi itu, Direktur Bukalapak, Teddy Oetomo menyampaikan, core earnings (yang dihitung sebagai laba bersih yang tidak termasuk keuntungan/kerugian pada investasi, FX, goodwill dan non-recurring items), tercatat sebesar Rp42 miliar. Menurut Teddy, angka itu jauh melebihi kerugian Rp2,3 triliun pada 2022.

Dia pun menilai, basis modal, rasio modal, dan neraca Bukalapak tetap kuat dengan nilai Rp19,3 triliun dalam bentuk kas, setara kas dan investasi likuid. "Kami fokus untuk menangkap peluang pertumbuhan Perseroan, meningkatkan keberlanjutan pendapatan kami, dan menargetkan hasil yang kuat pada tahun 2024," ujar Teddy.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//