Badan Usaha Asing Ikut Kuasai Saham Bank BUMN, Gak Bahaya Ta?

Ilustrasi. (Dokumen Bank Indonesia)
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Ada fakta menarik tersaji dalam laporan tahunan 2023 pada sejumlah bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Satu diantarnya, mengenai deretan 20 perusahaan yang mengempit saham-saham bank tersebut.

Seperti diketahui, sebagian besar saham bank BUMN dimiliki pemerintah. Namun faktanya, bank-bank tersebut juga dikuasai badan usaha asing.

Dari data yang ada, setidaknya terungkap dalam laporan tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI.

Tembus Rp3.000 T, Empat Saham Bank Dominasi Kapitalisasi Pasar Bursa

BRI misalnya, yang punya 17 badan usaha asing dalam deretan 20 besar pemegang sahamnya. Totalnya mencapai 8,17%.

Berikut rinciannya.

Dari daftar itu, total nilai kepemilikan 17 badan usaha asing itu mencapai Rp77,42 triliun (harga saham BBRI Rp6.175). Sementara itu, pemerintah menggenggam 53,19%, Indonesia Investment Authority 3,63%, dan DJS Ketenagakerjaan Program JHT sebesar 0,48%.

Bank Mandiri pun juga punya 17 badan usaha asing yang masuk 20 besar pemegang sahamnya. Total persentasenya mencapai 9,53% atau setara dengan 8,73 miliar saham.

Utang Luar Negeri Bank Indonesia Tembus Rp209,43 T, Utang Luar Negeri Indonesia Jadi Rp6.346 T

Jika diakumulasikan dengan harga saham BMRI di level Rp7.200, maka nilai kepemilikan 17 badan usaha asing itu mencapai Rp62,87 triliun.

Berikut rinciannya.

Selain 17 badan usaha asing di deretan 20 pemegang saham BMRI, pemerintah memiliki 52%. Sisanya adalah Indonesia Investment Authority 8%, dan PT Prudential Life Assurance 0,25%.

Bank lainnya adalah BNI. Dalam laporan tahunan perseroan, ada 16 badan usaha asing yang masuk 20 besar pemegang saham terbesar. Jumlahnya sebanyak 2,63 miliar atau setara dengan 7,03%.

Melihat saham BBNI yang berada di level Rp6.025, maka nilai kepmilikan 16 badan usaha asing itu setara dengan Rp15,83 triliun.

Berikut rinciannya.

Seperti BRI dan Bank Mandiri, mayoritas pemegang saham BNI juga dikuasai pemerintah dengan jumlah 60%. Kemudian ada DJS Ketenagakerjaan Program JHT 3,15%, retail individual 1,82%, dan DJS Ketenagakerjaan Program JP 0,52%.

Sementara itu, satu bank BUMN lain yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN tidak menyantumkan 20 pemegang saham terbesarnya dalam laporan tahunan 2023.

Namun manajemen BTN menjelaskan, terdapat perubahan pada komposisi pemegang saham, yaitu publik domestik menjadi 30,35% dan publik asing menjadi 9,65%.

Berkat Laba Jumbo, Sepasang Bank BUMN Kompak Pecahkan Rekor Saham

Deretan badan usaha asing itu sekaligus menjawab bagaimana bank-bank BUMN ini selalu jadi incaran investor asing dalam transaksi perdagangan saham. Dalam periode 1 Januari 2024-15 Februari 2024, saham BMRI mencatat net buy asing Rp5,44 triliun.

Kemudian disusul BBRI Rp3,31 triliun. Sementara BBNI Rp1,14 triliun.

Namun apakah deretan badan usaha asing itu mempengaruhi kebijakan bank-bank BUMN?

Fakta.com berhasil menemui  Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi dan Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar di sela Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK), Selasa (20/2/2024).

Menurut Darmawan, badan usaha asing dalam deretan 20 besar pemegang saham Bank Mandiri masuk melalui publik. "Jadi tidak mempengaruhi kebijakan kami," kata Darmawan.

Sementara Royke menyampaikan, kehadiran badan usaha asing sebagai pemegang saham BNI menunjukkan tingkat kepercayaan investor asing. "Justru bagus untuk kami meningkatkan kepercayaan investor juga," ujar Royke.

Bahkan, kata Royke, kehadiran investor asing ikut memudahkan ekspansi BNI ke luar negeri. Royke pun mengungkapkan, BNI berencana membuka ekspansinya ke Sydney, Australia.

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//