Tarik Dana Asing, Saham Bank Besar Topang Pertumbuhan IHSG

Ilustrasi. (Dokumen Fakta.com)
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Saham-saham bank besar akan menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Salah satu faktornya adalah potensi penurunan suku bunga The Fed yang diprediksi bisa terjadi pada semester II.

Gambaran tersebut tertuang dalam Weekly Market Overview yang dirilis Wealth Management Division PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, pekan lalu. Dalam riset dijelaskan, pergerakkan IHSG ke depan akan ditentukan dua faktor utama.

Di antaranya, fundamental emiten (internal) serta flow investor asing (eksternal).

Secara rinci, fundamental emiten terkait dengan proyeksi kinerja perbankan. Dalam riset itu terungkap, pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan terjaga dalam kisaran 10%-12% dengan pertumbuhan laba bersih mencapai 12%.

"Diharapkan dapat tetap menopang kinerja big banks yang memiliki porsi besar di IHSG," tulis riset BCA.

IHSG Cetak Rekor Baru, Bursa Efek Tunggu Aksi Institusi Lokal

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga penutupan perdagangan Jumat (15/3/2024), di antara 10 saham penggerak IHSG tahun ini, lima di antaranya berasal dari saham-saham perbankan.

Sebut saja saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Saham dengan kode BMRI itu menduduki posisi teratas saham penggerak IHSG dengan kontribusi 123,09 poin terhadap pertumbuhan IHSG.

Kemudian ada saham BCA dengan kode BBCA yang menambah pertumbuhan IHSG 52,4 poin. Disusul PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI sebesar 29,11 poin dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI 15,46 poin.

Di sisi lain, ada juga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan kontribusi ke IHSG sebanyak 10,37 poin.

Dua Bulan, IHSG dalam Tren Positif Lewati Dua Level Psikologis

Selain fundamental emiten yang solid, riset BCA juga menilai inflow investor asing ke pasar saham Indonesia akan turut menjadi faktor kunci yang mendorong kinerja IHSG. "Apabila investor asing inflow secara signifikan, saham-saham berkapitalisasi besar (big cap) terutama big banks akan turut diuntungkan," bunyi riset itu.

Adapun potensi penurunan suku bunga The Fed di semester II mendatang berpotensi mendorong sentimen risk on global sehingga turut mendorong kinerja IHSG.

Sebagai tambahan informasi, net buy asing di pasar saham Indonesia telah mencapai Rp26,11 triliun hingga perdagangan Jumat (15/3/2024).

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//