Ini Dia Asumsi Makro Ekonomi dan Indikator Pembangunan 2025
KORPORAT.COM, Jakarta - Pemerintah dan DPR resmi menyepakati Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun Anggaran 2025. Kepastian tersebut tertuang dalam hasil rapat kerja Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawat bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR, Kamis (4/7/2024).
Apa saja hasilnya?
Sri Mulyani merinci, rapat kerja tersebut menyepakati hasil Panja Asumsi Dasar, Kebijakan Fiskal, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan RAPBN TA 2025. Di sini, kisaran angka asumsi dasar ekonomi makro pada RAPBN 2025 antara lain pertumbuhan ekonomi 5,1%-5,5% dan laju inflasi 1,5%-3,5%.
Pagu Anggaran 2025 Turun 37,44 Persen, Kemenkop UKM Ajukan Tambahan Rp665 MiliarBerikutnya, nilai tukar rupiah Rp15.300-15.900 per US$ dan tingkat suku bunga SBN 10 tahun 6,9%-7,2%. Selain itu, disepakati harga minyak mentah Indonesia US$75-US$85 per barel, lifting minyak bumi 580-605 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.003-1.047 ribu barel setara minyak per hari.
"Kami akan bekerja keras dan terus berkomunikasi agar RAPBN 2025 tetap bisa menjawab tantangan pembangunan sembari menjaga kesehatan dan sustainabilitasnya. Terima kasih, Pimpinan Banggar," kata Sri Mulyani.
Sementara itu, ada beberapa sasaran dan indikator pembangunan pada tahun 2025 yang diusulkan Pemerintah dan kemudian disepakati. Di antaranya tingkat kemiskinan 7%-8% dan tingkat kemiskinan ekstrem 0%, serta rasio gini 0,379-0,382.
Pemerintah dan DPR Sepakati Asumsi Makro 2025, Ini Perbandingannya dengan 2024Ada juga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dalam kisaran 4,5%-5%. Selanjutnya, indeks modal manusia 0,56, nilai tukar petani 115-120, dan nilai tukar nelayan 105-108.
Dengan kesepakatan itu, Sri Mulyani mengatakan, penjelasan dan catatan dari rapat kerja akan sangat berguna bagi Pemerintah untuk menyusun RAPBN 2025 dengan mengoptimalkan seluruh laporan Panja agar tetap harmonis dan konsisten.
Komentar (0)
Login to comment on this news