Turun 4,42 Persen, Subsidi Energi 2023 Terealisasi Rp164,3 Triliun
KORPORAT.COM, Jakarta - Nilai subsidi energi pada sepanjang 2023 terealisasi Rp164,3 triliun. Jumlah itu lebih rendah 4,42% dari periode 2022 yang sebesar Rp171,9 triliun.
Melihat realisasi itu, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan faktor yang membuat realisasi subsidi energi 2023 lebih rendah dari 2022.
"Karena tadi harga BBM (bahan bakar minyak) yang turun. Tapi kalau kita lihat volumenya, terutama menjelang akhir tahun, itu solar, minyak tanah dan lain-lain meningkat,” ujarnya saat menggelar konferensi pers di Jakarta pada Selasa (2/1/2024).
Ada Formula Baru Harga BBM, Subsidi Solar Tetap Rp1.000/LiterMenkeu merinci, subsidi energi terdiri dari dua kelompok besar. Pertama adalah subsidi BBM dan elpiji 3 kg yang terealisasi Rp95,6 triliun atau terkontraksi 17,3% dari tahun sebelumnya Rp115,6 triliun.
Kedua, adalah subsidi listrik dengan serapan Rp68,7 triliun atau naik 22,2% dari Rp56,2 triliun pada 2022.
“Dari sisi volume, subsidi BBM yang terdiri dari solar dan minyak tanah setara 16,5 juta kilo liter. Sementara untuk subsidi elpiji 3 kg sebesar 7,7 metrik ton. Kemudian, untuk subsidi listrik diberikan kepada 40 juta masyarakat di seluruh Indonesia,” katanya.
Kemungkinan 2:1, Harga BBM Subsidi Bakalan Naik?Bendahara negara menambahkan, selain ditopang oleh harga minyak yang termoderasi, penurunan realisasi subsidi energi juga dipengaruhi oleh beberapa kebijakan penting yang ditempuh pemerintah.
Salah satunya adalah pelaksanaan distribusi elpiji 3 kg yang semakin tepat sasaran.
“Mulai 1 Maret 2023 yang lalu sudah mulai dilaksanakan proses pendataan pengguna elpiji 3 kg di subpenyalur atau pangkalan dengan berbasis teknologi,” ucap dia.
Komentar (0)
Login to comment on this news