Prabowo Siasati Nilai ICOR dengan E-Katalog, Mampukah Dorong Efisiensi Investasi?

Presiden Prabowo Subianto saat penyerahan
Place your ads here

KORPORAT.COM, Jakarta - Dalam upaya meningkatkan efisiensi, Pemerintah Indonesia menegaskan upaya digitalisasi menjadi langkah penting untuk menurunkan angka Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Terlebih, saat ini masih berada di angka 6.

Hal ini disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam acara Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer Ke Daerah Tahun Anggaran 2025 di Istana Negara, Selasa (10/12/2024).

ICOR merupakan rasio yang menunjukkan kebutuhan Investasi untuk menaikan satu unit output. Rasio ICOR Indonesia, masih kalah jika disandingkan dengan negara-negara tetangga.

Prabowo Bawa Oleh-oleh Investasi US$18,5 Miliar, Mana yang Bisa Terealisasi?

Dalam kesempatan ini Prabowo menyampaikan posisi indonesia masih dinilai belum efisien dibandingkan ekonomi negara tetangga. Bahkan tidak efisiennya itu dinilai sebesar 30%.

“Dalam penilaian terhadap ekonomi kita, ada suatu tolak ukur yang disebut ICOR. ICOR kita dinilai angkanya 6, ICOR negara tetangga kita ICOR nya 4 atau 5,” kata Prabowo.

Untuk mengatasi itu, pemerintah pun menyiapkan E-Katalog 6.0. Katalog elektronik ini menjadi terobosan dalam mengurangi biaya dan meningkatkan transparansi serta kecepatan seluruh transaksi di kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

Bahkan, mulai 1 Januari 2025, seluruh instansi wajib memanfaatkan sistem katalog elektronik ini.

Menurut Prabowo, E-Katalog ini diharapkan dapat mengurangi biaya pengadaan hingga 20%-30% dan menurunkan biaya administrasi hingga 40%-50%.

Gegara iPhone 16, Apple Nyerah ke RI dan Langsung Komit Investasi Rp1,58 Triliun

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan bahwa transformasi digital bukan hanya tren global, tetapi juga kebutuhan pemerintah untuk mewujudkan tata kelola yang efisien, transparan, dan akuntabel, terutama dalam pengadaan barang dan jasa.

“Sampai dengan Desember 2024, digitalisasi belanja melalui E-Katalog telah mencapai akumulasi hingga Rp50 triliun dari berbagai sektor, serta menurunkan biaya operasional hingga 40% dalam hal ini adalah manfaat nyata dari proyek,” ujar Luhut.

Asal tahu saja, nilai ICOR Indonesia terus naik sejak 2010. Posisi terakhir, nilainya berada di level 6,96.

Berikut datanya:

Sebagai informasi, nilai ICOR yang ideal atau efisien berada di kisaran 3-4. Semakin besar nilai ICOR, maka semakin tidak efisien perekonomian pada periode waktu tertentu.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan nilai ICOR Indonesia tinggi di antaranya:

  • Sarana infrastruktur yang kurang memadai
  • Birokrasi yang rumit
  • Ongkos produksi
  • Biaya logistik yang tinggi
  • Biaya ekonomi yang tinggi
  • Masih adanya korupsi
  • Perencanaan yang buruk

Bagikan:

Data

Komentar (0)

Login to comment on this news

Updates

Popular

Place your ads here
Data
Pointer
Interaktif
Program
Jobs
//